Setiap manusia menciptakan sejarahnya sendiri namun tidak setiap diantaranya menerima semua yang telah terjadi

Minggu, 10 Maret 2013

KELUSUHAN

KELUSUHAN

“setan lho...kafir lho...dasar dajjal...!!!”
“apa kamu bilang ,,,uoogh..!!”
“dasar pemabuk setres, sampah masyarakat, pergi kau keneraka”
***
Ah mataku terlalu berat untuk ku buka di pagi ini, namun aku tak mau menunggu pemilik toko mengusir dan menendangku karena aku telah pesta miras dan tidur di depan tokonya, sangat terasa lengket mulut ini tidak salah lagi semalam pasti aku telah muntah, aroma miras oplosan sangat menyengat di sekujur tubuhku, aku terus melangkah menembus gelapnya pagi sampai tak kuat kaki ini dan ku labuhkan tubuh hina ini disebuah jalan setapak.
“anak muda, bangunlah” telah ku dapati seorang lelaki tinggi besar dengan wajah yang ramah membangunkanku di sebuah kamar tidur yang cukup besar nan nyaman ku buka mata ini perlahan, entah ini mimpi ataukah hayalku keadaan begitu hening damai penuh dengan ketentraman persis seperti hal yang aku inginkan selama ini, aku menikmati kedamaian itu kutarik nafas dalam-dalam kuhembuskan perlahan ketika aku telah mulai sadar lelaki itu membawakanku segelas susu coklat hangat dan handuk “minumlah anak muda, bersihkan badanmu” suaranya penuh kewibawaan, tiba-tiba perasaan tiga tahun yang lalu kembali aku rasakan saat aku belajar dipondok pesantren suara itu adalah milik abah pengasuh pondok pesantren, yang aku rasakan bukanlah takut atau hormat atau apalah aku tidak mampu menjelaskannya yang jelas aku patuh dan menurut dengan semua kata-kata beliau
Perasaan hati ini begitu berkecamuk mulai timbul rasa sungkan, bersalah, menyesal, benci dan banyak lagi. Aku mulai membasuh tubuh ini, begitu aku selesai dan kelur dari kamar mandi kulihat beberapa anak muda seusiaku memakai baju koko dan mengenakan sarung sambil membawa alquran beberapa diantaranya penuh senyum damai memeluk wahyu yang mulia, aku masuk kedalam kamar aku mulai berfikir ini kamar siapa? ini rumah siapa? aku ada dimana? Fikiran itu membludak bak jus di dalam blender sampai ahirnya terdengar suara ketokan pintu, lagi lagi aku bingung karena tubuh ini hanya terbalut handuk aku mulai mencari baju yang bisa aku kenakan namun yang aku dapati lemari yang kosong aku tersadar bajuku tertinggal di kamar mandi mau tidak mau aku buka pintu kamar dengan perlahan ternyata munculah seorang pemuda dengan wajah yang ramah dengan membawa bingkisan “ini gus dari abah, ini baju yang ini sarapan, mari gus permisi asalamualaikum” apa lagi ini semua membuatku bingung, ternyata setelah ku buka bingkisan itu berisikan enam celana dalam, dua celana jeans, satu baju, satu kaos dan sebuah jaket berwarna hitam semua modelnya persis yang aku miliki dirumah hanya saja merk dan warnanya agak berbeda, aku kenakan baju baju itu semua seperti mimpi apa yang aku butuhkan seakan terpenuhi ditambah lagi ada sebungkus rokok di meja samping tempat tidur, aku buka segel dan aku tarik sebatang rokok kuletakan kembali bungkusan rokok itu, tersadar tak ada korek api untuk menyulutnya, ada sedikit gerutu dalam hatiku, “baiknya aku keluar sambil mencari api” aku baru sadar ternyata aku berada di lantai dua sebuah asrama aku susuri tangga sampailah aku pada sebuah halaman asrama aku terus berjalan semua sepi damai sejuk segar sampai ahirnya aku mendengar suara dari dalam ruangan aku mengintip kecil dari cendela ternyata ini ruang belajar, aku terus melangkah hal yang sama ku dapati, aku teruskan langkahku sampailah aku pada sebuah tempat jemuran pakaian, dengan sedikit kaget aku lihat baju celana dan jaketku telah terjemur muncul pertanyaan siapa yang menjemur bajuku? Aku ada dimana? Hingga ku dengar suara pembicaraan mendekat aku langsung saja bersembunyi ternyata datang dua gadis cantik berjilbab sambil membawa seabrek cucian ia mulai menjemur satu persatu, salah stu diantara mereka berbicara “sebaiknya pakaian tebal seperti ini di balik karena ini akan cukup lama untuk mengeringkannya” kemudian di baliklah jaket dan celana milikku yang telah di jemur, munculah fikiran siapa dia, kenapa dia cuci baju-bajuku?
Tak lama aku meninggalkan tempat jemuran itu ku dengar suara merdu mengumandangkan azan irama lantunan yang sangat aku rindukan semua begitu merdu hal yang tak pernah ku dengar tiga tahun terahir, “mari gus” “permisi gus” gerombolan pemuda berbondong-bondong mendekati suara azan, aku tau mereka akan sholat akupun ingat aku juga pernah sholat tapi itu dulu aku tidak lupa sama sekali bacaan bacaannya namun aku enggan melakukannya aku berfikir semua itu tidak ada gunanya, bagiku tuhan telah tetapkan sebuah keadilan dan kecurangan, yaitu keadilan buat mereka dan kecurangan buatku, Doa semua omong kosong, aku berlari menuju kamar yang aku tempati yang aku cari hari ini adalah seorang lelaki yang membangunkanku aku akan bertanya kepada beliau dimana aku sekarang sampailah aku membuka kamar itu, semua begitu rapi, terlihat sebuah makanan di meja kecil yang sedari pagi belum ku makan, dengan perut yang keroncongan langsung saja tanpa rasa canggung aku santap makanan itu, tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka kupalingkan wajah ternyata lelaki itu, “bagaimana keadaanmu anak muda” aku hanya menganggukkan kepala “ya sudah bapak kemasjid dulu” aku semakin bingung siapa dia aku melamun sejenak tiba-tiba terdengar ketokan pintu “ya sebentar ..” ujarku, sesampainya aku buka pintu ternyata tidak ada siapa-siapa hanya ada sebuah handuk terlipat di depan pintu, muncul fikiran, ini sudah waktunya mandi, namun aku enggan untuk membasahi tubuhku aku kembali masuk kekamar, namun tak lama kemudian terdengar suara perempuan yang sedang tertawa kecil mendekati kamarku, di ketoklah pintu kamar pilihanya adalah buka atau tidak aku putuskan untuk bersembunyi di kolong tempat tidur, setelah ketokan yang ketiga dibukalah pintu kamarku di taruhlah sepiring makanan dan minuman dan di bersihkanlah seluruh sudut kamar sedang salah satu diantara mereka berjaga di pintu, begitu selesai ditinggallah kamar dalam keadaan yang tertata, aku keluar dari kolong tempat tidur dan ku baringkan tubuh ini diatas ranjang yang tertata rapi, tak lama kemudian datanglah lelaki itu “asalmualaikum bagaimana keadaanmu anak muda” “ aku mau bertanya pak, dimana aku sekarang” lelaki itu hanya tersenyum “heem ikutlah aku untuk menunaikan sholat asyar nanti aku akan menceritakan semuanya” unjarnya “apa mungkin aku sholat, aku sudah lama tidak sholat, aku sudah sering membohongi tuhan, menipu tuhan mengingkari, aku tau tuhan akan mengampuni hambanya yang bertobat tapi aku malu kepada tuhan aku malu, dimana aku sekarang aku ingin pulang” “ anak muda apa kamu tau baju yang kamu pakai itu bentuk dan modelnya? Itu adalah kehidupanmu ada beberapa sobekan yang dijahit zigzag ada pula yang di tambal dengan gambar-gambar tulisan-tulisan, menurutmu jaketmu lebih keren mana polos atau yang demikian, begitu juga celanamu tepat dibagian bokong ada corak sobek yang terjahit kamu tidak malu untuk memakainya bahkan kamu PD (percaya diri) memakainya, memang semua itu adalah ketentuan desainer pakaian, tidak sembarangan dalam menyobek dan membuat mode apa kamu fikir celana yang di buat-buat seperti itu akan terlihat bagus tidak yang ada hanya tercompang camping, dan tempat sampah lah tempat terahirnya, begitu nerakalah tempatnya, namun kau adalah model pakaian yang belum sempurna bahkan banyak lagi model-model pakaian yang belum sempurna, jahitlah sobekan-sobekan mu jadikan dirimu lebih berguna, kau bagai kain yang tebal yang tak mudak kering yang tak mudah rusak, bangunlah dari penyesalanmu tuhan menantimu kembali, allah yang maha pengampun akan mengampuni dosa-dosamu”

Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar